Bukankah diam adalah intan?Kalau begitu bicara tak lebih dari sekedar besi karatan.
Maka dengan begitu kata tak lebih dari sekedar pepesan kosong. Membumbung dalam ketidak nyamanan berdiam diri atau mungkin mengenang sesuatu yang tidak menyenangkan. Entah itu hanya sebatas gemuruh petir penghianatan. Atau mungin gonggongan anjing yang iri hati.
Semua tidak lebih dari sekedar kehidupan dan sekelumit tentang CINTA. Tidakkah semua berasal dari dua sosok yang tidak saling mengenal, lalu bersama dalam perjalanan untuk saling menyayang. Kemudian bersama membuat seuah komitmen untuk kenyamanan suatu hubungan atau mungkin untuk menjadikan pedoman dalam keutuhan cinta dan keserasian dalam ruang lingkupnya.
Menjadikan asa sebagai semangat untuk menjadi lebih dan lebih baik lagi. Atau sekedar membenahi hati yang kerap kali di sia siakan.
Aku dan kamu diciptakan untuk saling mengenal.Bukan untuk membina masa depan.
Aku hanya memperhatikanmu dari sudut dunia maya yang tak tersentuh. Aktivitas sehari-harimu kupantau lewat tulisan bisu yang bernama status Facebook. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, sudah sebulan sejak aku pertama kali menambahkanmu sebagai teman di Facebook, sudah sebulan aku memperhatikanmu diam-diam, tanpa berani menyapamu lebih dulu, tanpa mau mengusik aktivitasmu. Itulah aku, yang diam-diam memperhatikan sosokmu.
Ketika sebuah perkenalan terjadi, seberapa kuatkah kata ‘HI’ itu ? 1 kata 2 huruf. Ternyata mampu menyihirku untuk tetap ingin memperhatikan kamu dan mengenal kamu dalam kenyataan sifat dan sikap yang pantas dan kepantasan penilaian yang sepadan.
Namun sayangnya sebuah kesia-siaan membuat aku memahami bahwa menunggu itu memang menjemukan. Sesabar apapun aku bertahan untuk tetap tersenyum di hadapanmu aku mampu cemburu pada detik itu juga.
Aku rasa tidak hanya sabar yang ada batasnya.Baikpun ada batasnya.
Namun semua berbeda, ketika bunga-bunga asmara yang justru sedang merekah dalam ingatanku, kau justru malah memupuskannya. dengan sepotong kata 'menyesal' sudah membuat aku merasa risih dengan kebersamaan yang jusru terkesan kau paksakan itu.
membuat aku semakin ragu ketika aku selalu di uji oleh beribu-ribu wanita yang kau sapa lebut dan sangat manis itu. perasaan apa ini? akupun heran tapi itu sudah cukup untuk membuktikan bahwa aku PATAH. aku tak sanggup kembali mengikuti jejakmu lagi.
Ada yang pernah di hapus oleh hujanyaitu jejak (kenangan)
Apa pernah kamu disakiti begitu besar oleh seseorang yang begitu berarti bagimu? Mungkin kamu hanya akan kecewa lalu lupa dengan sendirinya. lalu apa pernah kamu dilukai kecil oleh seseorang yang begitu ingin kamu bahagiakan, yang di setiap senyumanmu adalah hanya untuknya?
lalu kamu terluka cukup lama, bahkan kamu ga bisa ingat kapan persisnya luka itu berlalu. Segalanya, terasa baru kemarin saja. Lukanya, masih setia menemani..
aku lebih suka menyebutnya patah, karena sekali hati patah, akan ada bagian yang tak ditemukan kembali. Karena seluruh bagian dari hati milikmu, kamu beri padanya. Pada seseorang yang kamu pikir memiliki segala yang kamu perlukan untuk melengkapi kekuranganmu. Walau nyatanya, dia yang pertama kali membuatmu kehilangan sesuatu yang pernah utuh kamu miliki, yaitu cinta .
Aku tengah Patah (lagi)Dan kamu yang mematahkannya (lagi)Belum puaskah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar